Kamis, 05 Desember 2013

10 Perkara yang Merusak Keislaman Seseorang



  • Orang Islam yang Mencampuri Ibadahnya dengan Keyakinan dan Perbuatan Syirik

    1. Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Contoh-contoh nyata keyakinan dan perbuatan syirik antara lain:
      • Berdoa, mengharap, minta pertolongan, berpasrah diri kepada selain Allah.
        Berdoa kepada jin, memanggil atau meminta wangsit atau minta pertolongan kepada orang yang sudah mati agar hajatnya diberi kelancaran dan keberhasilan.
      • Rasa takut kepada selain Allah
        , seperti takutnya kepada tempat keramat, takut kualat / mendapatkan malapetaka jika tidak mengikuti aturan-aturan yang dibuat jin, juru kunci kuburan atau juru kunci tempat-tempat keramat..
      • Menyembelih hewan untuk selain Allah
        , yaitu menyembelih hewan-hewan tertentu dengan syarat-syarat tertentu dengan niat untuk persembahan, sesajen, hadiah, mahar, tebusan sebagai syarat untuk mendapatkan keselamatan, terhindar dari mara bahaya atau agar keinginannya dapat terkabul.
      • Nazar untuk selain Allah
        Misal; “Kalau cita-cita saya berhasil, saya akan memberi hadiah pada kuburan keramat di desa”.
      Semua amalan dan keyakinan tersebut masuk dalam kategori syirik besar dan pelakunya menjadi musyrik, kafir, keluar dari Islam.
      إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا* سورة النساء 48
      Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni apabila mereka menyekutukanNya, dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Barang siapa yang berbuat syirik maka sungguh ia telah melakukan perbuatan dosa besar. [Surat Annisa ayat 48]
      ...إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ* سورة المائدة 72
      ...sesungguhnya barang siapa berbuat syirik kepada Allah, maka Allah mengharamkan surga baginya, dan tempat tinggalnya adalah neraka. Dan orang-orang yang zalim tidak ada penolong baginya. [Surat Al-Maidah ayat 72]
    2. Menjadikan Manusia / Makhluk sebagai Perantara Untuk lebih Mendekatkan diri kepada Allah

    3. Meyakini bahwa seorang tokoh dapat memberikan safaat di hari kiamat, sehingga kuburannya selalu diziarahi dan dikeramatkan, hari lahir dan kematiannya selalu diperingati, benda-benda peninggalannya dan apa-apa yang berkaitan dengannya diyakini membawa barokah. Anggapan bahwa hanya tokoh-tokoh tertentu atau orang-orang khusus yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan manusia pada umumnya tidak mampu. Sehingga timbul keyakinan bahwa umumnya manusia harus mendekatkan diri pada orang-orang khusus tersebut supaya bisa dekat dengan Allah. Semua faham tersebut merusak keislaman seseorang karena bertentangan dengan tuntunan Allah dan Rasul.
      أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ* سورة الزمر (3)
      Ingatlah, bagi Allah adalah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil kekasih selain Dia (Allah) (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah orang-orang yang pendusta dan kafir.
    4. Praktek Sihir dan Perdukunan

    5. Bentuk-bentuk praktek sihir dan perdukunan antara lain:
      • Praktek sihir dan perdukunan yang membuat orang celaka, apes, sakit, bangkrut, menderita bahkan dapat membunuh orang. Contoh nyata adalah santet, tenung, jengges dan lain-lain.
      • Guna-guna menggunakan barang dan atau mantra-mantra yang bertujuan menjadikan sesorang senang atau sebaliknya benci, seperti; pelet, jaran goyang, semar mendem dan lain sebagainya.
      • Hipnotis yaitu praktek sihir yang membuat orang tertidur atau terbawa ke alam bawah sadar.
      • Magic yaitu aksi-aksi atau atraksi-atraksi fantastis dengan mengandalkan kekuatan magic yang semua itu merupakan praktik minta tolong pada jin
      • Segala jenis ramalan ghaib untuk mengetahui nasib seseorang atau kejadian-kejadian akan datang dan menebak barang yang hilang dengan menggunakan berbagai media dan perantara.
      Orang-orang yang telah mempraktikkan sihir dan perdukunan tersebut, mengajarkan atau memerintahkan / meminta orang lain untuk praktek sihir dan perdukunan itu hukumnya dia telah musyrik dan menjadi kafir.
      ...وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ....
      ... dan setiap Harut Marut mengajarkan sihir kepada seseorang ia selalu berkata,”Sesungguhnya kami adalah fitnah (bagimu) maka janganlah kamu kufur (terhadap Tuhanmu)”. Surat Al-Bakarah ayat 102
      وَرَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ» .
      Dan Imam Ahmad meriwayatakan dalam musnadnya, dari Abi Huroiroh, sesungguhnya Nabi SAW bersabda,”Barangsiapa mendatangi dukun atau paranormal lalu dia membenarkan apa yang dikatakannya maka sungguh ia telah kufur terhadap Al-Quran yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad.
    6. Condong pada Kaum Musyrik, Kafir dan Jahiliyah

    7. Salah satu bentuk kekafiran umat adalah:
      • apabila ia merasa condong, mempunyai rasa cinta kepada kaum musyrik, kaum kafir atau orang jahiliyah.
      • Mendukung, menolong dan loyal pada orang kafir untuk melemahkan dan mengalahkan Islam dan kaum Muslimin.
      • Mengidolakan orang-orang tidak beriman / non-Muslim dengan cara meniru gaya, ucapan, mode dan perbuatan mereka yang bertolak belakang dengan hukum Islam.
      • Mengagumi agama non-Islam dan menganggap agama mereka lebih baik, lebih damai, lebih tenteram, lebih manusiawi dan tidak banyak aturan.
      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51)
      Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai kekasih, mereka adalah kekasih satu sama lain, dan barang siapa diantara kalian yang mengasihi mereka maka ia termasuk golongan mereka dan Allah tidak mengasihi orang-orang yang berbuat aniaya. [Surat Al-Maidah ayat 51]
      4031 - حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ» __________ [حكم الألباني] : حسن صحيح
      ...Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari kaum itu”. [Hadist Shohih Muslim No 4031 Kitabu al-Libas]
      الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا* سورة النساء 139
      Orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi kekasih dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemulyaan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. [Surat Annisa ayat 139]
    8. Tidak Menghukumi Kafir pada Orang Musyrik

    9. Kekafiran dalam kategori ini antara lain:
      • Menganggap orang-orang yang mengerjakan praktik-praktik syirik seperti: ibadah di kuburan, menyembelih hewan untuk jin dll, masih Islam dengan alasan masih mengucapkan syahadat. Fakta dalil bahwa orang-orang yang berkeyakinan dan berbuat syirik maka hancur lebur amalannya dan diancam neraka oleh Allah SWT sekalipun ia mengaku Islam dan masih mengucapkan dua kalimat syahadat
      • Faham plularisme yang menganggap semua agama sama-sama benar.
      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ... * سورة الممتحنة 1
      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi kekasih, kalian berikan rasa kasih sayang pada mereka; padahal sesungguhnya mereka telah mengkufuri kebenaran yang datang kepadamu... [Surat Al-Mumtahanah ayat 1]
    10. Berpaling dari Agama Allah

      Bentuk nyata berpaling dari Agama Allah adalah tidak mau mempelajari / mengkaji / memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi (Al-Hadist) dan juga tidak mengamalkannya, terutama akidah yang wajib diketahui seperti Rukun Islam, Rukun Iman dan lain sebagainya. Orang-orang yang berpaling dari Agama Allah beranggapan bahwa:

      • Ajaran Islam ketinggalan jaman / kolot dan tidak relevan dengan kehidupan moderen. Syariat Islam dianggap tidak bisa memberi solusi terhadap berbagai problematika kehidupan moderen.
      • Semua agama sama benarnya karena semua agama tujuannya adalah ibadah kepada Allah
      • Termasuk berpaling dari agama Allah adalah orang-orang munafik yaitu orang yang belajar dan menguasai ajaran Islam namun ilmunya hanya di bibir saja, tidak diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
      • وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)
        Dan sungguh-sungguh Aku (Allah) jadikan isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. [Surat Al-Arof ayat 179}
        وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ* سورة الأعراف182
        Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Ku, akan Aku (Allah) binasakan, dengan cara yang tidak mereka ketahui. [Surat Al-Arof 182]
    11. Benci Terhadap Peraturan Allah dan Peraturan Rasulullah SAW

        Seseorang yang benci dengan salah satu saja peraturan-peraturan yang dibawa oleh Rasulullah SAW cukup membuat rusak Islamnya dan jatuh pada kekafiran. Representasi nyata kebencian terhadap akidah dan syariat Islam antara lain:
      1. Benci terhadap ayat-ayat Allah dan hadist-hadist nabi karena dianggap tidak rasional, tidak sesuai dengan pandangan atau pemikiran tokoh-tokoh tertentu.
      2. Benci terhadap hukum-hukum Islam seperti:
      • Sunnah poligami
      • Kewajiban infak, shodakoh dan zakat
      • Kewajiban berjilbab / menutup aurat bagi wanita,
      • Larangan pergaulan bebas / laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.
      • ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ (9)
        Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amalan mereka. [Surat Muhammad ayat 9]
    12. Menganggap Petunjuk dan Hukum Nabi Muhammad SAW lebih rendah daripada petunjuk dan hukum buatan manusia.

        Petunjuk dan hukum Nabi meliputi; agama, perbuatan, ajaran dan akhlak. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang paling sempurna petunjuknya dan paling bagus budi pekertinya.
        وَيَقُولُ: «أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ
        Dan Nabi SAW bersabda,”Adapun selanjutnya, sesungguhnya sebaik-baik cerita adalah Kitab Allah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW”.
        Contoh nyata kekafiran model ini adalah:
      • Faham yang mengedepankan kebebasan berfikir, berpendapat dan bersikap dengan meninggalkan nash-nash dari Quran maupun Hadist. Penganut faham ini menjadikan akal / logika sebagai tolok ukur dalam kebaikan dan kejelekan.
      • Faham yang menganggap hukum selain syareat Islam lebih cocok, lebih relevan bagi kehidupan moderen, lebih adil, lebih konkrit, lebih sesuai dengan hak asasi manusia. Padahal seseorang yang beranggapan hukum Islam sama dengan hukum buatan manusia sudah cukup membuat ia menjadi kafir atau murtad dari Islam, apalagi menganggap hukum buatan manusia biasa lebih baik daripada hukum Islam, jelas lebih sangat kufurnya.
      • وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ* سورة المائدة 44
        Dan barang siapa yang tidak menghukumi dengan apa-apa yang diturunkan oleh Allah (Al-Quran), maka mereka adalah orang-orang kafir.
    13. Menghina atau Melecehkan sesuatu dari Agama Nabi SAW

        Contoh faham dan perbuatan yang melecehkan Islam ini antara lain:
      • Menganggap beberapa sunnah Nabi Muhammad SAW seperti; memakai jilbab, sebagai adat orang Arab bukan agama sehingga tidak perlu diikuti.
      • Menganggap Al-Quran bukan kalam Allah, melainkan sebuah kumpulan pengalaman dari perjalanan spiritual Muhammad SAW.
      • Pemikiran liberal dari Dunia Barat yang diusung ke dalam Islam yang menyatakan hukum Islam tidak relevan dengan jaman sekarang sehingga perlu di dikritisi, perlu inovasi, direvisi, atau bahkan diganti.
      • Semua kefahaman tersebut merupakan perbuatan nifaq yang merusak keislaman seseorang.
        وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (66)* سورة التوبة 65 -66
        Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.
    14. Merasa Tidak Terikat dengan Syariat Nabi Muhammad SAW

        Seseorang akan rusak keislamannya bila ia merasa tidak terikat dengan syariat Islam.
        قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ* سورة الأعراف (158)
        Katakanlah (Muhammad): "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". [Surat Al-A'rof ayat 158]
        وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً* [رواه البخاري كِتَابُ التَّيَمُّمِ]
        “... dan para Nabi diutus khusus kepada kaumnya, dan aku (Nabi Muhammad SAW) diutus untuk semua umat manusia”. [Hadist Riwayat Al-Bukhori No. 335 Kitabu Tayamum]
        Gejala nyata keluar dari syariat Nabi Muhammad SAW antara lain:
      • Keyakinan bahwa ada orang atau golongan yang tidak membutuhkan petunjuk Rasulullah SAW, merasa tidak perlu lagi mengerjakan syariat Islam, hukum halal haram tidak berlaku baginya, orang yang mengerjakan syariat Nabi SAW dengan niat tujuan mencari Surga dan takut siksa neraka dianggap masih awam dan rendah derajatnya.
      • Keyakinan bahwa Allah ada pada diri masing-masing manusia.
      • Keyakinan bahwa Allah turun / menyatu pada jasad manusia (manunggaling kawulo gusti).
      • Faham sekularisme yang memisahkan urusan dunia dengan agama. Tidak memasukkan nilai-nilai Islam dalam masalah dunia. Mengabaikan nilai-nilai halal-haram, sah tidak sah, pahala dosa dalam kehidupan sehari-hari. Agama hanya urusan kyai dan ulama yang dikerjakan di masjid saja sedangkan masalah sosial, ekonomi dan lain-lain tidak harus mengikuti tuntunan agama. Anggapan bahwa manusia harus melepaskan diri dari syariat Islam bila ingin maju dan berkembang. 
      • باب وجوب إيمان أهل الكتاب برسالة الإسلام 240 - (153) حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: وَأَخْبَرَنِي عَمْرٌو، أَنَّ أَبَا يُونُسَ، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ» [رواه مسلم في كتاب الايمان]
        ...sesungguhnya Rasulillahi SAW bersabda,”Demi Allah tidak seorangpun dari umat ini yang mendengar (risalah) dariku, baik ia yahudi atau nasrani, lalu ia mati dalam keadaan tidak iman pada Al-Quran yang aku diutus dengannya kecuali ia akan menjadi penghuni neraka. [Hadist riwayat Muslim no. 240 Kitabu Iman]

    Apa yang Sudah Kita Lakukan Kepada Ayah dan Ibu...?

    Ayah dan Ibu adalah 2 orang manusia yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita….

    Apa yang dapat kita berikan kepada Ayah dan Ibu kini….
    Sudahkah pemberian kita kepada orang tua dapat mengimbangi pemberian orang tua dahulu kepada kita….

    Ingatlah berapa beratnya Ibu kita dahulu mengandung kita :
    "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat ba
    ik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[*]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Ku lah kembalimu". (Surat Luqman ayat 14)

    Orang tua kita mengandung kita, melahirkan kita, menyusui kita, membersihkan kotoran ketika kita buang air, membesarkan kita, memberikan pendidikan, memberikan tauladan yang baik kepada kita…..

    Kita dapat seperti saat ini karena kedua orang tua kita….

    Renungkanlah… saat ini kita telah bekerja dan mempunyai penghasilan tetap….. setiap kita menerima gaji, 100% langsung kita berikan atau transfer ke rekening isteri kita. Terus berapa persenkah dari penghasilan kita yang ditransfer untuk Ibu atau Ayah…..
    30% ? atau 20% ? atau 10% ? atau 5% ? atau 1%? ataukah tidak ada sama sekali…..

    Tapi coba kita renungkan, walaupun kita tidak dapat memberikan rutin penghasilan kita kepada mereka, apakah Ibu kita pernah memprotes dan meminta apa yang menjadi haknya tersebut….?

    Walaupun ada sebagian berpendapat bahwa wajar saja mereka (orang tua kita) merawat dan membesarkan kita karena itu telah menjadi tanggungjawab mereka. Tapi ingatlah kita pun mempunyai kewajiban yang sama untuk merawat mereka kembali, karena merawat dan berbuat baik kepada orang tua (birru walidain) merupakan kewajiban yang disyariatkan dalam agama….

    Surat Al Isra’ ayat 22 s.d 24
    "Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".

    Dan juga dalam sebuah hadis yang sangat menakjubkan yang diriwayatkan beberapa sanad :
    “doa Jibril…. Dan barang siapa yang mendapatkan orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu di antara kedua orang tuanya masih hidup, sementara (dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu di antara keduanya), kemudian dia tak mau berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya (yang masih hidup tadi), kemudian mati, maka Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka aku (Nabi) katakan : Amin….” (H.R Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya 3:188)


    Renungkanlah, seandainya kita tidak menjadi seperti saat ini, Sarjana, Dokter, Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, Pengusaha, atau pekerjaan lain, belum tentu isteri menerima kita sebagai suaminya, atau mertua menerima kita sebagai menantunya…..

    SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI IA TIDAK MASUK SURGA, PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA.

    Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh celaka… sungguh celaka… sungguh celaka..”, lalu dikatakan, “Siapakah itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan salah satu orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk surga.” (HR Muslim)

    Jangan pikirkan apa yang bisa orang tua berikan kepada kita, tapi pikirkanlah apa yang bisa kita lakukan untuk orang tua kita…..

    Dahulu mereka membersihkan kotoran kita, sekarang maukah kita membersihkan kotoran mereka ?
    Dahulu mereka menyuapi dan menyusui kita, sekarang maukah kita menyuapi dan membuat susu untuk mereka ?
    Dahulu mereka memandikan kita, kelak maukah kita memandikan mereka?
    Dahulu mereka mengajari kita sholat, kelak dapatkah kita menjadi imam ketika men-sholat-kan jenazah mereka?
    Ketika lahir ke dunia kita digendong Ayah dan Ibu, saat ini sanggupkah kita menggendong mereka? Kelak maukah kita menggendong keranda jenazah mereka dan menyambut mereka di bawah liang lahat?
    Dahulu mereka berdoa untuk kita, mengajari kita doa, saat ini sudahkah kita mendoakan mereka dengan sepenuh hati?
    Dahulu mereka menyiapkan bekal ilmu dan amal kepada kita, sekarang dan akan datang apakah kita dapat memberi bekal untuk jariyah mereka…..?

    Bagi saudara/i-ku yang masih memiliki orang tua,
    Pulanglah….
    Kunjungilah orang tua kita selagi masih hidup…..
    Bahagiakanlah orang tua kita…
    Sebelum ada penyesalan dengan kabar duka wafatnya orang tua kita……..

    Ingatlah kisah Alqomah yang lebih mengutamakan isteri dari pada Ibunya…..
    Ingatlah kisah Juraij Al-Abid yang dipanggil Ibunya ketika sholat ….
    Ingatlah wasiat Luqman Al Hakim kepada Anaknya….
    Ingatlah taatnya Nabi Ismail ketika diperintah Nabi Ibrahim mengganti “daun pintu rumahnya”…

    Mulai saat ini, didiklah anak kita menjadi anak yang sholih/hat.

    Perhatikan kata kunci di bawah ini…

    “Tidak ada yang lebih baik dalam mendidik anak dari pada seorang Ibu menceritakan kepada anaknya tentang jasa serta kebaikan sang Ayah…. dan seorang Ayah menceritakan kepada anak tentang jasa serta kebaikan sang Ibu….”

    Dengan demikian kita telah ikhtiar (usaha) mendidik anak kita untuk berbakti kepada kita kelak.

    Tulisan ini kupersembahkan untuk Ayahku (Alm) untukmu Ibu, dari anakmu yang berusaha berbakti kepadamu….

    Jangan Jadi Korban Mode "Berpakaian Tapi Telanjang"

    Saat ini banyak banget muslimah yang sudah menutup aurat. Di satu sisi, senang sih karena itu artinya syariat Islam sudah bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Kerudung dan jilbab menjadi pemandangan umum dan tak lagi dipandang aneh seperti yang terjadi belasan tahun lalu. Namun di sisi lain, ada banyak pemandangan tak sedap berkaitan dengan fenomena muslimah berjilbab ini.

    Berpakaian tapi telanjang. Rasulullah pernah ‘meramalkan’ akan datangnya zaman ini. Maksudnya apa tuh? Berpakaian sih berpakaian, tapi seluruh lekuk liku tubuh pemakainya terlihat semua. Mulai dari celana legging yang ketat sehingga membentuk (maaf) underwear hingga kaos transparan yang jelas-jelas menunjukkan ukuran bra seseorang. Parahnya, di atas kepala menutup rambutnya ada sehelai kain yang dililitkan ke leher sehingga seringkali kalung dan anting-antingnya terlihat.



    Sedih tentunya melihat pemandangan seperti di atas itu. Gimana enggak, bila fungsi pakaian yang seharusnya adalah menutupi aurat malah digunakan sebaliknya. Kerudung yang seharusnya menjadi identitas seorang muslimah, disalahgunakan pada potongan yang jelas-jelas malah bertentangan dengan definisi menutup aurat sendiri. Tak jarang orang mencibir tentang karena salah paham tentang fenomena muslimah berjilbab. Padahal jelas-jelas, mereka sangat jauh dari definisi berjilbab yang dimaksud oleh Islam.

    …Kerudung yang seharusnya menjadi identitas seorang muslimah, disalahgunakan pada potongan yang jelas-jelas malah bertentangan dengan definisi menutup aurat sendiri…

    Jangan antipati dulu bila kamu mendapati ada teman muslimah kamu yang berpakaian seperti ini. Bukan tak mungkin mereka itu ternyata belum tahu bagaimana seharusnya seorang muslimah berpakaian. Mereka ini hanyalah korban mode (kormod) yang sekarang lagi ngetren dipraktikkan banyak selebritis tanah air. Karena blow up media yang terus-menerus, akhirnya gaya berpakaian asal para selebritis itu lengkap dengan kerudungnya dijadikan panutan oleh masyarakat kita.

    Sobat muda muslimah, semoga kamu bukan menjadi bagian dari mereka yang kormod itu. Di mana-mana yang namanya korban pasti nggak enak banget. Lebih baik kamu menjadi pelopor di tengah-tengah temanmu dengan tampil beda. How? Pakailah pakaian muslimah yang syar’i atau yang sesuai dengan apa maunya Islam. Coba kamu buka Al-Qur'an surat Al Ahzab 59 dan An-Nur 31. Di sana ada tuh, perintah dari Allah tentang bagaimana seharusnya muslimah menutup aurat.

    Sedikit tentang kedua surat di atas yaitu perintah Qur’an sebagai firman Allah agar para muslimah itu menutup aurat dengan kerudung dan jilbab. Kerudung adalah kain yang menutupi rambut, telinga, leher dan menjulur hingga ke dada untuk menutupi ‘perhiasan alami’ kita. Sedangkan jilbab adalah baju longgar tanpa potongan di tengah menjulur hingga mata kaki dan sebagai baju luar menutup baju dalam yang biasa dipake ketika di dalam rumah. Kalo kamu ragu, bisa tuh dicek di kamus bahasa Arab yang kompatibel alias terpercaya untuk definisi jilbab.

    …So muslimah, berpakaianlah sebagaimana seharusnya seorang perempuan muslim itu berpakaian. Gak usah aneh-aneh sok ikutan mode tapi malah kesannya telanjang…

    Nah, moga aja sedikit penjelasan ini membuat kamu makin cerdas tentang definisi kerudung dan jilbab. Juga paham bagaimana seharusnya muslimah itu berpakaian yang layak menurut Qur’an, bukan semaunya sendiri ikut-ikutan selebritis. Jangan sampai kamu turut ambil bagian menjadi perempuan yang berpakaian tapi telanjang. Ih…naudzhubillah deh.

    So muslimah, berpakaianlah sebagaimana seharusnya seorang perempuan muslim itu berpakaian. Gak usah aneh-aneh sok ikutan mode tapi malah kesannya telanjang. Setuju kan? Muslimah shalihah yang cerdas pasti gak nolak kan?

    Pakaian Pria



      1. Keterangan lebih detail tentang ukuran pakaian.
    Nabi bersabda : Pakaian orang muslim sampai setengah betis, dan tidak apa-apa atau tidak dosa diantara kedua mata kaki, apa-apa yang ada dibawah mata kaki adalah bagaian dari neraka, barang siapa yang memanjangkan pakaian karena sombong maka Allah tidak melihat pada orang tersebut di hari kiamat (HR Abu Dawud)

      2. Memanjangkan pakaian itu sendiri sudah termasuk sombong. Tidak membedakan yang "tersurat" dan yang "tersirat".
    Sabda Nabi : "Angkatlah pakaianmu sampai setengah betis, bila menolak kamu (tidak mau sampai setengah betis) maka sampai kedua mata kaki, takutlah kamu pada memanjangkan pakaian, sesungguhnya memanjangkan pakaian termasuk sombong"  (HR Abu Dawud)

      3. Prakteknya Nabi Muhammad ketika masih hidup

    Dari Abihuroiroh : Suatu ketika Rasulullahi saw memerintah pada seorang laki-laki (Rojul A) yang baru selesai sholat untuk berwudhu lagi, kata Nabi : pergilah dan wudhulah, maka pergi dia Rojul A dan berwudhu, kemudian datang dia kepada Nabi, lalu Nabi berkata lagi
    (diulang) pergilah dan berberwudhulah, kemudian pergi dia untuk berwudhu, kemudian datang lagi kepada Nabi, maka berkata Nabi kepada Rojul A pergilah untuk berwudhu, setelah tiga kali  melakukan demikian kemudian si Rojul lain (Rojul B) disisi nabi bertanya kepada nabi, ya Rasulullah ? kenapa Engkau memerintah pada Rojul A untuk berwudhu kemudian diam Engkau kepada Rojul A tanpa memberi penjelasan, lalu menjawab Nabi, sesungguhnya Rajul A tadi sholat dengan memanjangkan pakaiannya sampai menutupi kedua mata kaki, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur tidak menerima amalan sholat orang laki-laki yang memanjangkan pakaiannya. (HR Abu Dawud)

      4. Kasus lain jaman Kolifah Umar Bin Khotob
    Dalam bab pangkatnya Umar dalam Islam dan terbunuhnya Umar Bib Khotob .
     ...Ketika Umar Bin khotob ditusuk perutnya oleh Abu Luk luk dan dalam keadaan mau meninggal dunia ada seorang pemuda yang berpakaian dibawah matakaki sampai kena bumi, kemudian Umar memanggil kesinilah pemuda, isi nasehatnya demikian  "Hai anak saudaraku naikkan pakaianmu maka sesunggungnya mengangkat pakaian itu lebih suci pada pakaianmu dan lebih taqwa kepada Tuhanmu "..... (HR Buchari halaman 205, jilid 2 juz 4)  maaf haditsnya dicuplik karena kisahnya panjang sekali hampir dua halaman.

    Dari keterangan Hadits tersebut silahkan memilih mana yang dipakai.
    Mau mencontoh Rasulullah silahkan
    Mau mengikuti nasehat Umar Bin Khotob juga boleh
    Mau mengikuti pendapat dari Ustad Radio monggo kemawon.
    Tidak memilih (Abstain) tidak apa-apa untuk menambah wawasan, tergantung kepada kefahaman masing-masing.
    Mau mendiskusikan silahkan, tapi bukan untuk diperdebatkan.


    KESIMPULAN :
    Celana diatas mata kaki bukanah ciri : laskar Jihad, Jamaah Islamiah, Jamaah Tabligh, dll, tetapi sunnah Rasulullah saw. (bukan sesuatu yang aneh)
    Sekali lagi mohon maaf disini kami bukan menggurui, bukan ceramah dll, tetapi hanya sekedar bagi-bagi ilmu Agama untuk direnungkan, syukur kalau diamalkan.

    Semoga Allah memberi manfaat hidayah dan barokah

    http://guidethewaytoheaven.blogspot.com/2012/12/pakaian-pria.html#more

    Siapakah yang Dijamin Masuk Surga?

    Seperti yang kita ketahui bersama, orang-orang yang dijamin Allah untuk masuk ke dalam surga adalah orang-orang yang tho'at pada peraturan Allah dan Rosul-Nya yang tertuang dalam surat An-Nisa' ayat 13. Diperkuat lagi oleh sabda Nabi bahwa puncak penentu seseorang itu BERHASIL atau TIDAK dalam rangka Tho'at pada Allah dan Rosul dinilai dari keadaan atau amalan terakhir orang tersebut di penghujung hayatnya. Itulah orang-orang yang mendapat Jaminan berhasil masuk surga dan selamat dari Neraka.

    Nah, kita yang masih hidup ini, tidak ada satu hal pun yang menjamin kita untuk berhasil masuk surga selamat dari neraka. Karena apa? Karena kita masih hidup! Dan tidak akan ada yang menjamin bahwa masing-masing kita akan mati dalam keadaan Husnul Khotimah.


    http://guidethewaytoheaven.blogspot.com/search?updated-max=2013-02-04T03:46:00-08:00&max-results=7


    Perayaan Tahun Baru Adalah Jahiliyah

                            Perayaan Tahun baru adalah budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.
                           Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini.                               Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus. 


    Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_baru

    Shalawat Nabi

    Shalawat Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bukanlah amalan yg asing bagi seorang muslim.

    Hampir-hampir tiap majlis ta’lim ataupun acara ritual tertentu tidak pernah lengang dari dengungan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.Terlebih bagi seorang muslim yg merindukan syafa’atnya ia pun selalu melantunkan shalawat dan salam tersebut tiap kali disebutkan nama beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam. Karena memang shalawat kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam merupakan ibadah mulia yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala.

    Allah Ta’ala berfirman :
    “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya”. {Al Ahzab: 56}

    Syarat - Syarat Diterimanya Agama

    Syarat diterimanya suatu amal di sisi Allah ada tiga, yaitu:
    1. Beriman kepada Allah dan mentauhidkan-Ny­a. Firman Allah:

    إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka surga Firdaus menjadi tempat tinggalnya.” (Al-Kahfi: 107)

    Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

    قل آمنت بالله ثم استقم

    “Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian tetaplah istiqomah (teguh di atas al-haq).” (Hadits riwayat Muslim)

    Say NO to Valentine's Day!



    1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
    2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
    3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
    4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
    Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

    Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.

    Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
    Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’).
    “Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. 
    Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau bersabda,
    “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

    Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman 
    Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.
    Allah Ta’ala berfirman,
    “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)
    “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik.
    Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib. Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

    Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
    Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
    Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
    Beliau  berkata,
    “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
    Orang tersebut menjawab,
    “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
    Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
    “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,
    “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
    Anas pun mengatakan,
    “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
    Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?
    Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

    Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
    “Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)
    Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
    Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

    Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
    Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
    Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.
    Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
    “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
    Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

    Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan
    Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,
    “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.”

    Penutup
    Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
    Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

    Tips Berprasangka Baik Kepada Orang

    Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu :

    "Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku".

    Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) :
    "Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku"..

    Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
    "Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku."

    Kunci Agar Agama Kita Bernilai di Sisi Allah

    Dalam suatu ayat, Allah subhanahu wa ta’ala bercerita tentang keadaan hari kiamat:

    هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ {1} وُجُوهُُيَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ {2} عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ {3} تَصْلَى نَارًاحَامِيَةً {4} تُسْقَى مِنْ عَيْنٍءَانِيَةٍ {5} لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلاَّ مِن ضَرِيعٍ {6} لاَيُسْمِنُ وَلاَيُغْنِي مِن جُوعٍ
     
    “Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Al Ghasyiyah: 1-7)

    Berdebat Soal Agama? NO WAY!


    Mengapa masih menceburkan diri dalam BERDEBAT seperti ini?
    Mengapa kalian tidak menuruti nasehat para 'ulama untuk menghindari DEBAT ?
    Silahkan ingat ingat pengalaman Berdebat anda ?
    Dari awal sampai akhir,apa hasilnya?
    Kerasnya hati? Sakit hati?
    Mudah emosi?
    Kebencian?
    Habis waktu?
    Sibuk?
    Hapus pertemanan ?...
    Blocked Pertemanan ?....
    Dll

    Mana faidahnya?

    Kefadholan Membaca Al Quran

    Kefadholan Membaca Dan Mempelajari Al-Qur`an

    Dari Abu Huroiroh رَضِيَ اللَّهُ عَنْه dia berkata: Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
    ...
    أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلَاثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ فَثَلَاثُ

    آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ

    “Apakah salah seorang dari kalian suka jika ketika dia kembali kepada isterinya, di rumahnya dia mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk gemuk?” Kami menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam sholatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu.” (HR. Muslim no. 802)

    Abdullah bin Mas’ud رَضِيَ اللَّهُ عَنْه berkata : Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:

    مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ

    أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

    “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu senilai dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf, dan MIIM satu huruf.” (HR. At-Tirmizi no. 2910, Shohih)

    Dari ‘Aisyah رضي الله عنهما dia berkata: Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda :

    الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ

    أَجْرَانِ
    “Orang yang mahir membaca Al-Qur`an, maka kedudukannya di akhirat bersama para malaikat yang mulia lagi baik. Sementara orang yang membaca Al-Qur`an dengan tertatah-tatah dan dia sulit dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim no. 798)

    Keterangan : Yang dimaksud dua pahala, pertama pahala bacaannya dan pahala yang kedua atas kesusahan yang dia alami (nemen nemeni/mempersungguh).

    Dari Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْه secara marfu’:

    إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذا الْقرآنِ أَقْواماً وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ

    “Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al-Qur`an ini sebagian kaum dan merendahkan sebagian lainnya juga dengannya.” (HR. Muslim no. 817)

    Dari Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْه secara marfu’:

    خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

    “Yang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan yang mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhori no. 5027)

    Dari Abdulloh bin Amr bin Al-Ash رَضِيَ اللَّهُ عَنْه secara marfu’:

    يُقالُ لِصاحِبِ القرآنِ: اِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَما كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيا. فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ

    كُنْتَ تَقْرَؤُهَا

    “Akan dikatakan kepada para penghafal Al-Qur`an, “Bacalah dan naiklah ke atas. Bacalah dengan tartil sebagaimana dulu kamu di dunia membacanya dengan tartil. Karena jenjang kamu (di surga) berada di akhir ayat yang dulu kamu biasa baca.” (HR. Ahmad no. 6796, Shohih)

    Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda :,

    اَلْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَ الَّذِيْ يَقْرَؤُهُ وَ يَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَ هُوِ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

    “Orang yang pandai dalam membaca Al-Quran itu akan bersama dengan para malaikat yang mulia, dan barangsiapa yang membaca Al-Quran dengan tersendat-sendat (terbata-bata) dan merasa keberatan maka baginya dua pahala.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

    Semoga manfaat dan barokah.

    Aturan Solat Sunnah (2)

    Imam tidak boleh solat sunnah di tempat solat imam, harus di tempat lain!

    Aturan Solat Sunnah

    Nabi Muhammad pernah bertanya apa susah untuk berpindah posisi setelah solat wajib lalu melakukan solat sunnah ( ke depan, belakang, atau ke samping). Maksudnya, agar pada saat kita solat sunnah kita berpindah posisi karena tempat yang kita solati akan menjadi saksi kita nanti di akhirat, sehingga lebih banyak saksi untuk ita di akhirat kelak...

    Hukum Shalat Witir

    Masih banyak yang tidak tahu mengenai hukum sholat witir ini, tetapi sesungguhnya solat witir itu hukumnya WAJIB. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda apabila kita tidak melaksanakan solat witir kita bukan kaumnya..

    Isteri - Isteri Nabi Muhammad SAW

    Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:


    1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.
    2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.
    3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.
    4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.
    5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.
    6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.
    7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).
    8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.
    9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.
    10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.
    11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
    12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.